Langsung ke konten utama

Cerita Dibalik Pandemi

Pria Aneh

Manusia hidup di bumi ini sebenarnya apa yang dicari? harta, jabatan, keduanya atau malah bukan semua itu? 

Selama pandemi banyak perubahan pola hidup semua orang dan tentu juga pola hidupku juga keluargaku.  Dulu, setiap hari aku mengantar dan  menjemput anakku ke sekolah, mengikuti kegiatan di lingkungan RT kami juga kegiatan yang diadakan oleh perusahaan tempat kerja suami.

Satu tahun lebih  sudah  hanya menghabiskan waktu di rumah saja, kegiatan kemasyarkatan semuanya berhenti dan yang lebih terasa dampaknya bagi keluargaku adalah sekolah daring. Aku ingat betul kala itu, malam saat anakku mempersiapkan diri mengikuti ujian kelulusan Sekolah Menengah Pertama, mendapat kabar dari wali kelas bahwa ujian esok hari dibatalkan sampai batas waktu yang belum bisa ditentukan.

Karena anak tidak sekolah maka aku yang kebetulan tinggal di pinggiran kota kesulitan memenuhi kebutuhan rumah tangga terutama keperluan dapur. Sebelum pandemi setiap hari aku belanja di pasar kecil yang kebetulan dekat sekolah anakku, tetapi semenjak pendemi dan banyak pedagang yang terpapar, maka pasar itu ditutup.

Beruntung tidak lama  setelah pasar ditutup, salah satu pedagang di sana menyewa sebuah rumah dan berjualan bahan makanan serta sayur mayur. Kami ibu-ibu sangat terbantu olehny, bahkan harganya juga tidak begitu mahal.

Suatu sore aku belanja di sana, saat aku sampai toko belum ada pembeli selain aku dan tidak lama kemudian datang mobil warna merah, mobil produk Jepang dan keluaran tahun ini, setelah berhenti pemilik keluar dari pintu dekat kemudi. 

Pria kira-kira berumur tigapuluh tahun, dengan kaos warna krem, celana jins biru, sepatu kets putih,kacamata hitamnya terlihat mahal, dan setelah pria itu berdiri tak jauh dari tempatku, maka tercium aroma parfum yang lembut, handphone yang dia pegang  keluaran terbaru. Tak lama kemudian pria itu memilih terong yang ada di depannya, ada empat terong yang dia pilih lalu diberikan pada ibu penjual. 

Terong diterima oleh ibu itu dan menimbangnya, "Sembilan ribu, Mas, ini hampir sekilo," kata ibu pedagang, sambil memasukkan terong ke dalam kantong plastik.

"Mahal betul! endak lima ribu, kah?" jawab pria itu sambil merogoh kantung samping celananya.

"Lima ribu setengah kilo, Mas," 

"Lima ribu tiga, ya!" jawab pria itu dengan nada tegas, bukan nada merayu ciri khas ibu-ibu yang menawar sayuran.

Terlihat ibu itu pasrah saat si pria mengambil kantong plastik dan menheluarkan satu buah terong dari kantung itu, lalu dia menyerahkan uang sepuluh ribu, " Yang lima ribu cabe sama tomat," katanya kemudian.

"Cabe sekilo 125 ribu, Mas. jadi endak bisa kalau lima ribu sama tomat," jawab si ibu.

"Sedikit endak papa!" jawab pria itu dan kali ini nadanya lebih tegas.

Maka, ibu penjual itu tidak lagi berkata apapun. Dia mengambil cabe dan tomat yang di masukkan ke plastik bening, kemudian diserahkan ke pria itu.

Setelah menerima plastik kecil dari ibu penjual, pria perlente itupun balik badan dan berjalan kearah mobil bagusnya. Masuk dan mbrummmm, menjauh.

Sementara aku yang melihat itu sempat tertawa dan ternyata ibu pedagang juga tertawa lalu berkata, "Aneh, ya, bu,"


Balikpapan, 19 September 2021



Komentar

Postingan populer dari blog ini

[6/11/2021 20:45] PB Raka Sena: Saya ingin bicara. [6/11/2021 20:45] PB Raka Sena: Saya makin lelah dengan keberadaan saya di penulisan. [6/11/2021 20:45] PB Raka Sena: Jika memang keberadaan saya di penulisan menjadi masalah untuk orang lain, saya akan mundur dengan segera. [6/11/2021 20:47] PB Raka Sena: Terkait siapa pun saya, mohon jangan mencari tahu terlalu banyak. Agama saya, masa lalu saya, status saya rasanya bukan hal penting untuk Teman-teman. Cukup kenali saya sebagai Raka Sena. [6/11/2021 20:47] PB Raka Sena: Jika selama mengenal saya pernah melukai ataupun merugikan Teman-teman, saya mohon maaf. [6/11/2021 20:49] PB Raka Sena: Fabula Publisher bermasalah di hari terakhir pendaftaran. Setelah posting PO kedua Kafaah banyak bermunculan orang-orang yang saya komunikasi pun tidak. [6/11/2021 20:49] PB Raka Sena: Saya merasa tidak merugikan mereka. [6/11/2021 20:50] PB Raka Sena: Fabula Diskusi mengundang member secara terbuka. [6/11/2021 20:50] PB Raka Sena: Saya tidak tahu s...

Panggil Aku Ramadan

Part 2 Seorang ibu duduk dengan terkantuk-kantuk sambil memegang keranjang kecil di pangkuannya. Keranjang berisi sayur-mayur, tahu, tempe, juga sebungkus ikan asin biji nangka. Ibu itu terbangun ketika tib-tiba sopir mengerem secara mendadak. Bahkan keranjang yang dia pegang hampir menindih si anak kecil yang duduk di sebelahnya. Ibu itu menoleh pada anak itu, "Kamu sendirian? Mau ke mana?" tanyanya. "Dari pasar, Cil. Ini mau ke sekolah," jawab anak tersebut.  Empat ibu-ibu naik ke taksi yang mereka tumpangi, salah satunya duduk di sebelah kiri anak tersebut. Sekarang anak itu terjepit diantara dia ibu yang sama-sama memangku bawaan banyak. Sopir taksi kembali melajukan kendaraan. Kali ini sang laju taksi lebih cepat dari sebelumnya.  Jumlah penumpang telah mencapai delapan orang. Bahkan, sekarang taksi telah dipenuhi dengan berbagai macam bawaan penumpang. Bahkan, ada  dua karung bertumpuk di dekat pintu taksi, entah apa isi karung itu. Taksi melaju dengan kencang...

Rahasia Gunung Semeru

Part VII Pria itu menerima gulungan kain dengan hormat, dia juga membungkukkan badannya saat menerima gulungan itu dan perlahan membukanya. Sesaat pria itu melihat Sans dan menarik nafas panjang sebelum mulai membaca dia berkata, "Ini peninggalan Empu Bameswara Tirtayasa  ditulis pada masa Khadiri. Tulisan ini memakai Bahasa Jawa Kuno dengan huruf Kuadrat." tentu saja Tuan sudah lupa. "Lupa?" tanya Sans tidak mengerti. "Kala itu, Tuan adalah panglima kami, junjungan kami, panutan kami, juga pengayom kami," jelas pria itu. "Thihita Ka Rana. Itu selalu Tuan ajarkan pada kami," lanjutnya. Dahi Sans mengernyit, dia sama sekali tidak mengerti. Namun, dia menunggu penjelasan pria itu. "Sikap hidup yang seimbang antara memuja Tuhan dengan mengapdi pada sesama manusia serta mengembangkan kasih sayang pada alam dan lingkungan. Jadi selain hidup rukun dengan sesama manusia, masyarakat juga diajarkan rukun dengan alam," itu yang selalu...