Mencari Teman 10
Saluang
Mauli yang manis membuat kami ketagihan, inginnya lagi, dan lagi menggigit serta mengunyah. Tanpa sadar mauli kami telah berpindah tempat ke perut dan yang tersisa kulit yang berserakan di sekitar tempat kami duduk.
Perutku terasa mau meledak dan pasti teman-teman juga merasakan hal yang sama. Hingga rasa kenyang itu membuatku mengantuk dan ingin merebahkan badan lalu memejamkan mata. Sekilas kulihat teman-teman masih menghabiskan mauli yang mereka punya. Hem, apa perutnya endak meledak nanti?
Sambil menunggu teman-teman menghabiskan maulinya, aku berdiri dan bermaksud ke sungai mencari ikan seluang agar tidak mengantuk. Perlahan aku menuruni sungai dan merasakan dinginnya air kali. Aku tidak menyeberang, akan tetapi menyusuri pinggiran atau tebing kecil dari sungai.
Perlahan aku mencari sarang seluang yang biasanya ada di tepi sungai yang ditumbuhi rumput. Kusibak rumput yang menutupi air di depanku saat kulihat ada gerakan di dasar air sungai.
Aku bisa pastikan kalau itu gerakan ikan saruang, karena aku sudah hafal akan gerakan saluang yang lambat. Ikan saluang agak mirip dengan lele, tetapi warna kulitnya lebih gelap dan dagingnya lebih keras daripada lele.
Sambil membungkukkan badan aku terus mencari kemana saluang tadi bergerak. Saat aku asik mencari-cari keberadaan saluang, tiba-tiba aku dikejutkan oleh gerakan air yang besar dan berombak. Aku sedikit takut dibuatnya dan dwngan reflek aku menegakkan badan dan siap untuk berbalik dan berlari.
Aku sangat terkejut ketika berbalik dan mendapati teman-teman di pinggir sungai mengayunkan batang kayu kering, garakan mereka sepertj gerakan mendayung dan terlihat kompak saat menggerakkan ranting itu.
Gerakan seperti mendayung menghasilkan ombak yang cukup besar, tetapi tidak menimbulkan suara. Pantas saja aku tidak tahu kalau teman-teman sudah berada di pinggir sungai tepat di belakangku. Begitu melihatku terkejut, teman-teman tergelak dan itu membuatku sedikit marah.
Aku sedikit marah dan tidak menghiraukan teman-teman yang melihatku sambil tertawa. Melihat teman tertawa, aku punya niat jahil. Maka, ku kibas air sungai dengan kaki sekencang mungkin sehingga air sungai muncrat kemana-mana. Apa yang kulakukan membuat teman-teman kepuncratan air dan sedikit basah.
bersambung
Komentar
Posting Komentar