MENCARI TEMAN 6
Menunggu Hasil Tangkapan
Irfan tampak hati-hati menuruni pohon dan kami menunggu dengan sabar. Setelah Irfan menginjakkan kakinya di tanah, kami semua bersorak karena harapan mendapat burung akan terwujud, apalagi aku yang mengajak mereka pastinya lebih senang.
Jala sudah membentang di antara dua pohon, seperti layar tanjap yang pernah kutonton di film Warkop. Meskipun butuh waktu lama untuk menunggu supaya ada burung yang tersangkut dijala, tetapi itu tidak masalah bagi kami. Hal yang biasa bagi kami untuk merenggek baik merenggek burung ataupun ikan.
Kamipun mencari tempat yang nyaman untuk menunggu. Tentunya tempat nyaman di hutan itu ya di bawah pohon besar yang biasanya agak bersih. Di bawah pohon yang tinggi biasanya tidak ditumbuhi rumput ataupun ilalang. Saat kami mendapat tempat yang nyaman, maka kami berlima merebahkan diri. Berlima berjajar seperti Ikan Tembang yang dijajar dilapak Paman Onu, dengan mata kami yang tidak beralih dari bentangan jala yang tidak yerlalu jauh, Tidak ada yang bicara, kami semua sibuk dengan pikiran masing-masing. Aku berdoa dalam hati agar segera ada burung yang lewat dan tersangkut dijala, tetapi aku tidak tahu apa yang dipikirkan oleh teman-temanku.
Suasana bertambah sepi, tidak ada satupun dari kami yang memulai percakapan dan lama kelamaan mataku terpejam dan terlelap. Entah berapa lama aku ketiduran, saat aku buka mata dan melihat ke sekelilingku, terlihat teman-teman juga ketiduran. Aku bangkit dan bermaksud melihat ke jala kami, apakah sudah ada burung yang tersangkut.
Setelah agak dekat dengan jala, maka terlihat jelas belum ada satupun burung yang tersangkut. Aku sedikit kecewa karena harapanku belum terwujud. Anganku untuk bisa makan bakso malam ini sepertinya tidak akan terwujud, maka dengan sedih aku kembali ke tempat teman-temanku yang masih tidur. Aku duduk memeluk lutut sambil terus melihat ke jala dan lagi-lagi berdoa agar segera ada burung melintas di sini.
Saat pikiran dan mataku masih terarah pada jala, ternyata teman-teman sudah bangun. Mereka kemudian bangkit dan berjalan mendekat ke jala, pasti mereka juga akan mengecek apakah di jala kami sudah ada burung yang tersangkut. Dari tempatku duduk terlihat mereka menggoyang-goyangkan jala yang terbentang, aku tidak tahu apa tujuan mereka menggerakkan jala.
Tingkah teman-teman itu sukses membuatku tertawa, itu perbuatan yang konyol dan tidak ada untungnya tetapi tetap lucu.
bersambung ....
Balikpapan, 10 September 2021
Komentar
Posting Komentar