Rijt Di Bukit Kanton Una
Kanton Una-Sana perbatasan Kota Bihać yang terdapat perbukitan nan indah. Tempat menyepi dan bersembunyi dari riuhnya peradaban manusia dengan segala keserakahannya, tapi juga tempat paling berbahaya bagi pengelana yang tak mampu memecahkan misteri si tuan rumah. Tidak banyak yang mampu sampai puncaknya, karena untuk mencapainya harus melalui jalanan berbatu, meliuk, juga misteri yang siap menggagalkan para pendaki.
Tapi itu tidak berlaku untuk Rijt bersaudara, mereka sangat tangguh untuk digagalkan. Baginya tempat itu adalah tempat yang nyaman menghabiskan waktu bersama kedua adiknya Sead dan Safn. Tiga tahun telah berlalu dan Rijt kecil menjelma menjadi gadis tangguh pelindung adik-adiknya, menjadi Ayah, juga berperan layaknya Ibu dan mengasuh adiknya dengan kasih sayang.
Kala itu, di Bihać terjadi perang antar etnis yang cukup besar dan menewaskan sebagian penduduk dewasa. Orangtua Rijt menjadi bagian dari korban itu dan menjadikan Rijt bersaudara yatim piatu.
Kehilangan orangtua di usia sebelas tahun dengan dua adik yang masih balita memaksa Rijt untuk bersikap dewasa. Meskipun ada bantuan makanan setiap hari dari pemerintah setempat, tapi itu tidak bisa mengobati dan menggantikan segala yang telah hilang.
Rijt kecil mengasuh dua adiknya dengan cara tak biasa, bukan mengajak ke taman kota seperti teman lainnya, tapi Ia mengajak dua adik dan binatang peliharaannya menyusuri jalan setapak yang berada di belakang rumah mereka. Awalnya mereka hanya menyusuri dengan jarak yang dekat, tetapi lama kelamaan dengan seiring berjalannya waktu, mereka mampu mencapai puncak bukit Katon Una dan menjadikan perjalanan itu sebuah petualangan rahasia mereka.
Pagi ini dengan berbekal beberapa tangkup roti gandum dan sirup jeruk yang dimasukkan keranjang, Rijt mengajak dua adiknya kembali mengunjungi rumah kedua mereka yakni Bukit Katon Una. Tak lupa teropong peninggalan ayahnya yang diikat dengan selendang milik ibu, tersangkut di pundak Rijt.
Di kawal oleh binatang peliharaan mereka, iring-ringan Rijt bersaudara bergerak menyusuri jalan setapak makin naik makin terjal dan meliuk tetapi Celotehan Safn menjadikan perjalanan mereka sangat menyenangkan, juga dengan riang Sead menyanyikan lagu Jedna Si Jedina [ satu-satunya ] berulang-ulang tanpa henti. Sedangkan Rijt berjalan paling belakang dengan segala kerepotannya membawa perbekalan.
Perjalanan sulit yang dijalani Rijt bersaudara akhirnya berakhir dan kini mereka bertiga tengah menikmati indahnya Bukit Kanton Una. Rijt berdiri di batu besar tempat mereka menikmati kesunyian setelah kepergian orangtuanya, dengan teropong ia melihat kota Bihač yang mulai berbenah, Sead si Periang tanpa jeda bersenandung membuat suasana tetap ceria, sedangkan Safn kecil asik bergembira bermain dengan Beruang miliknya.
Komentar
Posting Komentar