Langsung ke konten utama

Rahasia Gunung Semeru

Rahasia Gunung Semeru

Sans memandang sekelilingnya, sepi, hanya suara kemerisik daun yang bergoyang diyerpa angin. Sans kembali bergumam, "Tempat apa ini?"

Sans berdiri lalu berkata, "Jalan yang tadi mana ya? kok hilang?" sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Sans menatap sekeliling danau, tetapi dia tidak menemukan jalan ataupun Mbah Dipo.  Lalu  pandangannya kembali mengarah ke  air danau yang terlihat mirip dengan hamparan karpet warna biru. Air danau sangat tenang tidak ada riak, melihatnya membuat Sans mengantuk. 

Sans mencari tempat untuk  merebahkan diri di pinggir danau. Tidak peduli dengan keadaan tanah yang sedikit lembab dia tetap merebahkan diri dan  berbantal batu pipih.

Entah berapa lama Sans terlelap, dia terbangun saat ada sehalai daun jatuh di wajahnya. Dia melenguh  sebelum tersadar bahwa dia terlelap di tempat yang tidak biasa. Sans spontan berdiri dan memutar badan untuk melihat sekeliling.

Saat melihat sekeliling danau, mata Sans menangkap sosok yang dia kenali sebagai Mbah Dipo. Perlahan dia mendekati sosok itu dan setelah dekat, pria itu menoleh pada Sans, lalu berkata, "Lihatlah ...!" sambil menunjuk ke arah danau, "Itulah, Danau Ranukumbolo, yang ingin kamu datangi," lanjut pria itu.

Mendengar nama Danau Ranukumbolo Sans tampak terkejut dan spontan melihat ke arah danau, lalu berbalik melihat Mbah Dipo dan bertanya, "Benarkah? benar, Mbah. I-itu Danau Ranukumbolo?" 

"Hemm ..." jawab Mbah Dipo singkat. "Apa kau ingin menjumpainya?" lanjut Mbah Dipo.

"Jumpa? dengan siapa? saya tidak mengerti, Mbah," jawab Sans.

Mendengar pertanyaan Sans, Mbah Dipo berdiri dan berjalan mendekati  pinggir danau, "Putri ... dia sudah di sini. Lihatlah!" teriak Mbah Dipo, entah pada siapa.

Tak lama kemudian air danau bergolak, bahkan air yang semula berwarna biru kini perlahan berubah keruh. Melihat itu Sans berjalan mendekati Mbah Dipo, lalu bertanya, "Putri siapa, Mbah?"

"Tidak usah banyak tanya, tunggu saja!" jawabbah Dipo. 

Air danau yerus bergolak dan kini semakin cepat, bahkan riaknya menimbulkan suara gemuruh sampai akhirnya dari tengah danau muncul ikan mas yang sangat besar. Sisiknya kuning keemasan dan berkilau terkena sinar matahari. Ikan itu lantas menepi dan mendekati lokasi Sans dan Mbah Dipo berdiri. 

Mbah Dipo langsung berlutut saat ikan itu sudah mulai mendekat sementara Sans terpana, dia memandang ikan mas itu tanpa berkedip. Pemandangan ganjil yang ada di depannya menelisik hati dan membuat penasaran, Sans menelan ludah, tenggorokannya terasa kering. Ikan sudah ada di depannya, diatasnya terlihat ada kabut tipis atau lebih mirip dengan asap.

Kini muncul rasa takut di hati Sans, tetapi entah mengapa dia seperti terhipnotis dan tetap menatap ikan mas itu. Sans melihat mata ikan itu seperti mata manusia pada umumnya, sinarnya penuh kerinduan dan entah dorongan dari mana ketika Sans bertanya pada ikan itu, "Apa ... Kau ... rindu seseorang?"

Sans melihat ada air yang keluar dan mengalir dari  mata ikan itu, lalu dia melirik ke arah Mbah Dipo. Dia lihat Mbaah Dipo masih berlutut seperti semula. Sans berdiam diri. Dia tidak tahu apa yang harus di lakukan juga apa yang harus di tanyakan. Situasi saat ini bagi Sans sangat misteri.

Sans ingin menyibak misteri ini, tetapi dia tidak tahu harus mulai dari mana. Sans berfikir keras, secara nalar ikan itu pasti mati kalau berlama-lama di pinggir danau yang airnya hanya setengah dari tubuhnya. Ikan itu juga berukuran sangat besar, bahkan jika diangkat mungkin harus berdua dengan Mbah Dipo.

Saat sibuk memikirkan misteri ikan di depannya, tiba-tiba Sans teringat sesuatu. Danau Ranukumbolo.
Ya ... aku ingat sekarang.

bersambung ....

#oprec9
#tugaspekan6
#ceritamisteri
#rahasiagunungsemeru

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[6/11/2021 20:45] PB Raka Sena: Saya ingin bicara. [6/11/2021 20:45] PB Raka Sena: Saya makin lelah dengan keberadaan saya di penulisan. [6/11/2021 20:45] PB Raka Sena: Jika memang keberadaan saya di penulisan menjadi masalah untuk orang lain, saya akan mundur dengan segera. [6/11/2021 20:47] PB Raka Sena: Terkait siapa pun saya, mohon jangan mencari tahu terlalu banyak. Agama saya, masa lalu saya, status saya rasanya bukan hal penting untuk Teman-teman. Cukup kenali saya sebagai Raka Sena. [6/11/2021 20:47] PB Raka Sena: Jika selama mengenal saya pernah melukai ataupun merugikan Teman-teman, saya mohon maaf. [6/11/2021 20:49] PB Raka Sena: Fabula Publisher bermasalah di hari terakhir pendaftaran. Setelah posting PO kedua Kafaah banyak bermunculan orang-orang yang saya komunikasi pun tidak. [6/11/2021 20:49] PB Raka Sena: Saya merasa tidak merugikan mereka. [6/11/2021 20:50] PB Raka Sena: Fabula Diskusi mengundang member secara terbuka. [6/11/2021 20:50] PB Raka Sena: Saya tidak tahu s...

Rahasia Gunung Semeru

Rahasia Gunung Semeru part V Saat sibuk memikirkan misteri ikan di depannya, tiba-tiba Sans teringat sesuatu. Danau Ranukumbolo. "Ya ... aku ingat sekarang," kata Sans setengah berteriak. Seketika Mbah Dipo membekap mulut Sans, "Jangan katakan apapun! Simpan di sini!" kata Mbah Dipo sambil menunjuk ke arah dadanya. Sans tidak mengerti, tetapi dia menuruti apa yang di katakan Mbah Dipo, dia diam kemudian menoleh ke arah ikan mas. Di saat yang bersamaan ikan itu bergerak dengan menggerakkan  ekor dan siripnya, meskipun dari matanya, ikan itu mundur perlahan kemudian berbalik dan menjauh. Melihat ikan yang menjauh Sans merasakan sesuatu di hatinya, meskipun dia tidak mengerti perasaan apa itu. Untuk beberapa saat Sans terpaku melihat tempat dimana ikan itu tiba-tiba menghilang. Sans terperanjat saat Mbah Dipo menepuk pundaknya, "Ayo, kita lanjutkan perjalanan. Bukankah kamu ingin melihat temanmu?" tanya Mbah Dipo.  "Si-siapa lagi, Mbah?"...

Panggil Aku Ramadan

Part 2 Seorang ibu duduk dengan terkantuk-kantuk sambil memegang keranjang kecil di pangkuannya. Keranjang berisi sayur-mayur, tahu, tempe, juga sebungkus ikan asin biji nangka. Ibu itu terbangun ketika tib-tiba sopir mengerem secara mendadak. Bahkan keranjang yang dia pegang hampir menindih si anak kecil yang duduk di sebelahnya. Ibu itu menoleh pada anak itu, "Kamu sendirian? Mau ke mana?" tanyanya. "Dari pasar, Cil. Ini mau ke sekolah," jawab anak tersebut.  Empat ibu-ibu naik ke taksi yang mereka tumpangi, salah satunya duduk di sebelah kiri anak tersebut. Sekarang anak itu terjepit diantara dia ibu yang sama-sama memangku bawaan banyak. Sopir taksi kembali melajukan kendaraan. Kali ini sang laju taksi lebih cepat dari sebelumnya.  Jumlah penumpang telah mencapai delapan orang. Bahkan, sekarang taksi telah dipenuhi dengan berbagai macam bawaan penumpang. Bahkan, ada  dua karung bertumpuk di dekat pintu taksi, entah apa isi karung itu. Taksi melaju dengan kencang...